Berkeluarga
Usiaku 25 tahun.....beberapa bulan lagi, akan menjadi 26 tahun. Kata banyak orang, usia itu cukup untuk menikah dan membangun sebuah keluarga sendiri. Apalagi, perempuan dulu banyak yang menikah sebelum usianya mencapai 25 tahun. "Tante dulu umur 20 udah punya keluarga, ya sama om ini," kata salah satu tanteku. Ya, itu dulu.
Sekarang ini, menikah perlu lebih banyak berpikir. Tidak seperti dulu, yang penting ketika sudah umurnya, ada jodohnya, dibuatlah pestanya. Siapa yang pesta? Ya, para orang tua itu. Hihihihi. Namanya zaman siti nurbaya. Aku, tidak suka. Menikah, ya harus dengan orang yang memang cinta dan sayang denganku, dan sebaliknya. Pesta, ya harus aku nikmati semua kebahagiaannya, kesulitan dan kerepotannya ketika mempersiapkan semuanya.
Yang paling penting adalah, menikah itu berarti memutuskan untuk hidup dengan keluarga yang kubangun bersama pasangan hidupku. issshhh..terlalu panjang. Apalah itu, intinya, menikah, berkeluarga, menghidupi kehidupan yang baru.
Untuk menuju ke sana, selain usia, aku perlu mempertimbangkan soal materi, fisik dan mental. Jangan dikira menikah itu cuma perlu duit doang. Kalau fisik gak fit, bisajadi hari bahagia jadi cuma-cuma. Ditambah lagi mental yang belum siap, mau jadi apa keluarga kita? Seperti iklan BKKBN yang akhir-akhir ini lagi sering ditayangkan (sudah sejak tahun lalu sepertinya), yang mengingatkan kalau bisa jangan menikah muda, dan kalau sudah menikah, dua anak akan jauh lebih baik. Semua pasti ada alasannya. Aku setuju.
Aku masih mempersiapkan itu semua. Ya, karena pernikahan itu sakral dan suci. Hanya sekali dalam umurku. Tak mungkin berulang. Hanya dengan satu orang, yang akan menjadi pasanganku dalam satu waktuku. Tak akan berganti. Karena itu cita-citaku, berkeluarga.
Sekarang ini, menikah perlu lebih banyak berpikir. Tidak seperti dulu, yang penting ketika sudah umurnya, ada jodohnya, dibuatlah pestanya. Siapa yang pesta? Ya, para orang tua itu. Hihihihi. Namanya zaman siti nurbaya. Aku, tidak suka. Menikah, ya harus dengan orang yang memang cinta dan sayang denganku, dan sebaliknya. Pesta, ya harus aku nikmati semua kebahagiaannya, kesulitan dan kerepotannya ketika mempersiapkan semuanya.
Yang paling penting adalah, menikah itu berarti memutuskan untuk hidup dengan keluarga yang kubangun bersama pasangan hidupku. issshhh..terlalu panjang. Apalah itu, intinya, menikah, berkeluarga, menghidupi kehidupan yang baru.
Untuk menuju ke sana, selain usia, aku perlu mempertimbangkan soal materi, fisik dan mental. Jangan dikira menikah itu cuma perlu duit doang. Kalau fisik gak fit, bisajadi hari bahagia jadi cuma-cuma. Ditambah lagi mental yang belum siap, mau jadi apa keluarga kita? Seperti iklan BKKBN yang akhir-akhir ini lagi sering ditayangkan (sudah sejak tahun lalu sepertinya), yang mengingatkan kalau bisa jangan menikah muda, dan kalau sudah menikah, dua anak akan jauh lebih baik. Semua pasti ada alasannya. Aku setuju.
Aku masih mempersiapkan itu semua. Ya, karena pernikahan itu sakral dan suci. Hanya sekali dalam umurku. Tak mungkin berulang. Hanya dengan satu orang, yang akan menjadi pasanganku dalam satu waktuku. Tak akan berganti. Karena itu cita-citaku, berkeluarga.
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting this blog. Please leave your comment here, regards.