Ditutup oleh Tahu Cina
Sebentar, ini ngomongin soal tahu cina? Hehe...iya, karena diminta belanja sama mama, dan karena aku (sudah) belum jadi orang kantoran yang harus pergi pagi (lagi), maka ke warunglah aku. Banyak juga belanjanya (lihat daftar). Warungnya dekat, tapi tetep naik motor (huuu...payah).Sampai di warung, daftarnya kukasih aja ke bapaknya (yang punya warung).
"Nah, kalo dikasih daftar gini, malah penak mbak, dijamin empuk, tinggal angkut" kata si Bapak. Ketauan dari jawa ni bapak. Aku cuma mesam-mesem aja. Tetiba si bapak mengajakku conversation gini :
Bapak : "Ini tinggal dimana?"
Aku : "Di jalan Merak, Pak"
Bapak : "Rumahnya siapa? Ibu siapa?"
Aku : "Bu Djoko, Pak"
Bapak : "Ooo...kok jarang liat mbak'e"
Aku : "Eh,..mama sih sering belanja ke sini, pak. Aku yang baru..." (merasa kurang lengkap kalimatnya, tapi sudah disamber)
Bapak : "oo..anake toh?"
Aku : "Iya...hehe" (tuh, kan, coba tadi gw lengkapin dulu...pasti barusan gw dikira pembantu baru, ngasih daftar belanjaan pula)
Bapak : "Ini tulisannya yang atas apa?"
Aku : "Bihun, pak"
Bapak : "Oke, cabe hijau, gula merah,....sik, kentangnya di depan. (mengambil kentang dan kembali ke belakang meja). Mbak, tolong ambilin ubi yang kantongan di depan ya"
Aku : "Oh, iya, pak, sebentar"
Bapak : "Mbak, tolong kimpulnya juga satu kantong"
Aku : ..... (ngambil) perasaan si Bapak tadi ke depan ambil kentang pesenan gw, kenapa gak sekalian ubi sama kimpulnya ya?
Bapak : (menghitung) "Kok kurang ya,...oh, tempenya belom masuk Mbak, itu ada di depan juga"
Aku : "Yang mana ya Pak? Ini tempenya beda-beda.."
Bapak : "Yang biasa mama beli itu yang kiri itu, mbak"
Aku : "Oh, ini pak"
Bapak : "Wah, satu lagi belum ternyata, Mbak...tahu cina 2 bungkus"
Aku : (belum hafal nama-nama tahu) Mama kayanya sering beli tahu yang ini, ini kali ya? "Ini, pak"
Bapak : "Loh, bukan, mbak...ini kuning, yang cina itu yang putih"
Aku : ehh.....gitu ya? "Oh..hehe...2 kan pak di daftar?" (alibi pengalihan, malu, karena banyak orang)
Bapak : "Nah, lengkap nih sudah, totalnya Rp 33.500,-"
Aku : "Terimakasih, pak"
Kesimpulannya, dengan maksud menunggu tinggal angkut sesuai jaminan empuk tadi, malah aku ikutan mondar-mandir ngambilin barang belanjaan. Fiuuuhh...gakpapa...bukan hal yang berat. Hanya saja, pre penutup pembicaraan sekaligus acara belanja pagi ini kok ya terdengar sedikit rasis (gak perlu kuinsert kan?). Semoga tidak ada yang salah paham. :)
Oh ya, lagipula, sekarang aku sudah tahu mana tahu cina.... hehehehe....
"Nah, kalo dikasih daftar gini, malah penak mbak, dijamin empuk, tinggal angkut" kata si Bapak. Ketauan dari jawa ni bapak. Aku cuma mesam-mesem aja. Tetiba si bapak mengajakku conversation gini :
Bapak : "Ini tinggal dimana?"
Aku : "Di jalan Merak, Pak"
Bapak : "Rumahnya siapa? Ibu siapa?"
Aku : "Bu Djoko, Pak"
Bapak : "Ooo...kok jarang liat mbak'e"
Aku : "Eh,..mama sih sering belanja ke sini, pak. Aku yang baru..." (merasa kurang lengkap kalimatnya, tapi sudah disamber)
Bapak : "oo..anake toh?"
Aku : "Iya...hehe" (tuh, kan, coba tadi gw lengkapin dulu...pasti barusan gw dikira pembantu baru, ngasih daftar belanjaan pula)
Bapak : "Ini tulisannya yang atas apa?"
Aku : "Bihun, pak"
Bapak : "Oke, cabe hijau, gula merah,....sik, kentangnya di depan. (mengambil kentang dan kembali ke belakang meja). Mbak, tolong ambilin ubi yang kantongan di depan ya"
Aku : "Oh, iya, pak, sebentar"
Bapak : "Mbak, tolong kimpulnya juga satu kantong"
Aku : ..... (ngambil) perasaan si Bapak tadi ke depan ambil kentang pesenan gw, kenapa gak sekalian ubi sama kimpulnya ya?
Bapak : (menghitung) "Kok kurang ya,...oh, tempenya belom masuk Mbak, itu ada di depan juga"
Aku : "Yang mana ya Pak? Ini tempenya beda-beda.."
Bapak : "Yang biasa mama beli itu yang kiri itu, mbak"
Aku : "Oh, ini pak"
Bapak : "Wah, satu lagi belum ternyata, Mbak...tahu cina 2 bungkus"
Aku : (belum hafal nama-nama tahu) Mama kayanya sering beli tahu yang ini, ini kali ya? "Ini, pak"
Bapak : "Loh, bukan, mbak...ini kuning, yang cina itu yang putih"
Aku : ehh.....gitu ya? "Oh..hehe...2 kan pak di daftar?" (alibi pengalihan, malu, karena banyak orang)
Bapak : "Nah, lengkap nih sudah, totalnya Rp 33.500,-"
Aku : "Terimakasih, pak"
Kesimpulannya, dengan maksud menunggu tinggal angkut sesuai jaminan empuk tadi, malah aku ikutan mondar-mandir ngambilin barang belanjaan. Fiuuuhh...gakpapa...bukan hal yang berat. Hanya saja, pre penutup pembicaraan sekaligus acara belanja pagi ini kok ya terdengar sedikit rasis (gak perlu kuinsert kan?). Semoga tidak ada yang salah paham. :)
Oh ya, lagipula, sekarang aku sudah tahu mana tahu cina.... hehehehe....
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting this blog. Please leave your comment here, regards.