Lakilaki VS Bebek

Hari ini karena klien mengundur pertemuan kami, akhirnya aku memutuskan untuk  'me time' di salah satu mall di Jakarta. Sendirian dong pastinya..hehe.

Berangkatnya minta anter mamase (wajib). Tapi pulangnya aku memilih untuk naik angkutan umum saja. Mandiri ceritanya.

Jam 11 aku tiba di mall, langsung ke tkp tempat aku memanjakan diri (ciee). Dua jam berlangsung, aku mencari temanku. Kami janjian di mall setelah aku selesai urusanku. Kami pun makan siang, ngobrol ngalur ngidul mulai dari cerita lucu soal hobi, sampai soal bisnis. Dan tak terasa waktu menunjukka  pkl. 16.00 WIB. Mesti pulang sebelum macet melanda. Kami pun berpisah di halte. Aku naik APTB, temanku naik Trans Jakarta.

Tanpa menunggu lama, bisnya datang. Aku naik, bayar dan siap turun di cawang. Aku lanjutkan naik mikrolet dan turun di Kebon Nanas. Nah, dari aku jala kaki. Anggap saja olahraga ringan.

Aku melalewati kuburan di depan STMT Trisakti lalu supaya tidak bertemu hamparan motor dan mobil, aku memilih kalur sepeda sepanjang Kanal Banjir Timur (KBT). Di sinilah ceritanya.

Sedang menikmati perjalanan sambik membaca brosur Honda, tetiba aku harus berhenti. Apa sebab?  Duh, aku melihat sekeluarga bebek sedang jalan-jalan sore. Jadilah aku diam sok mengeluarkan HP seolah mau menelpon sembari menunggu bebek-bebek itu menyeberang dan menjauh.

Karena mereka lama, mrskipun rapi, akhirnya aku pelan-pelan berjalab lagi. Ternyata di depan, dan di balik pohon ada sekumpulan anak laki yang dengan kreativitas mulutnya membuat suara seperti  'suit...suit...'. Akhitnya aku mempercepat jalanku. Kalian pikir aku takut sama anak laki-laki itu?  Tidak. Aku takut sekali disosor bebek untum kedua kalinya. Lebam biru di betis belasan tahun lalu masih membekas. Nyeri lho.

Dan, aku pun berhasil mendahului bebek-bebek itu. Dan melanjutkan perjalananku ke rumah mamase. Anyway, soal bebek, soang, ayam dan sejenisnya, Ya Tuhan, tolong jangan didekatkan. Amin

Comments