Mengembalikan Konsistensi

Setelah mengambil keputusan yang sangat ringan (karena memang tidak memberatkan) untuk keluar dari perusahaan berkembang itu, aku merasa diberikan lagi satu hal dalam hidup ini. Keberanian mengambil keputusan. Aku memang tidak tahu, mungkin saja kalau aku mengajukan pengunduran diri dua bulan sebelumnya, akan ada negosiasi naik gaji, tunjangan, pengurangan jobdesk, atau lainnya. Atau mungkin saja justru aku akan diberi tugas bertumpuk sampai penggantiku datang. Belum lagi sikap yang akan kuterima dari pemilik otoritas. Tapi aku tidak menyesali semua yang sudah kuambil, karena sepertinya aku memang tidak ingin berharap lebih pada perusahaan itu. Dan aku yakin sekali secara positif, perusahaan itu akan berkembang, hanya saja, aku tidak mau ikut di sana. :)
Aku masih mencintai diriku. Seperti mereka yang peduli dan mencintaiku, khawatir tentang kondisiku, dan lain halnya. Kadang aku berpikir berlebihan, tapi mereka pun ada benarnya. Meskipun tak semua bicara tentang uang. Ah, uang. Kenapa harus berakhir dengan uang? Mungkin aku salah satu dari pencari kerja (baca:uang) yang butuh hidup (baca:gaya). :p

Ah, kunikmati saja teh hijau hangat dengan komputer kecilku yang setia di meja. Aku ingin kembali melakukan yang biasa aku lakukan. Bertemu orang-orang, berbincang, tentang banyak hal. Aku bekerja, ya untuk mereka, untukku, untuk sebuah kebahagiaan dan potensi diri. Aku Mengembalikan Konsistensi.
Ad Moirem Dei Gloriam
so, kapan ktemu mi? japri? ;)
ReplyDelete