Berkunjung ke Kawah Putih dan Mandi Air Panas di Walini

Hari Sabtu, 28 Januari 2017, adalah hari raya Imlek. Suasana Imlek di Bandung, tepatnya daerah Cimahi, tidak terlalu hiruk pikuk. Paling ada beberapa resto yang ramai dengan hiasan lampion dan segala macamnya. Tapi, kalau soal traffic, hmm...gak usah ditanya lagi, jelas padat merayap. Apalagi ketika menuju ke kawasan wisata Kawah Putih, Ciwidey.

Kami berangkat dari penginapan jam 8 lewat. Tiba di Lokasi wisata jam 10 an. Total kami ber12, tambah satu bayi. Mobil kami parkir di bawah dan kami berjalan kaki menuju pintu masuk. Lagi-lagi kami harus menikmati padat merayap ketika akan naik ompreng -mobil khusus wisata bagi pejalan kaki, per orang dikenakan Rp35.000. Syukurnya, jumlah kami pas untuk satu mobil. Dan kira-kira jam 11 kami akhirnya naik mobil menuju atas.

Tiba di atas, kami tetap harus jalan kaki untuk menuju kawah. Tidak terlalu jauh, kira-kira 300an meter. Sayangnya, cuaca sedang tidak cerah ketika kami sampai di kawah, kabut tebal menutupi hampir seluruh kawah. Ditambah banyaknya orang sehingga hampir tidak ada spot kosong untuk kami berfoto. Tapi, berada di ketinggian 2343mdpl , cukup mengobati kerinduan naik gunung saya dan suami. Apalagi, Langit terlihat menikmati dinginnya angin yang berhembus berkali-kali, serta hujan yang juga menemani kunjungan kami. Kita-kira begitu nak situasinya, suatu saat kamu harus tambah porsinya ya...

Tidak terasa sudah hampir satu jam kami berada di kawah. Kami memutuskan untuk segera turun, selain memang kebijakan dari pengelola agar tidak berlama-lama di kawah -menghirup bau belerang, juga lapar yang sudah tak tertahankan. Terutama, memang sudah waktunya Langit makan siang. Kami pun menuju lokasi parkiran ompreng. Ohya, tidak lupa juga kami beli oleh-oleh, strawberry, manisan, dan camilan khas di sana.

Tiba di bawah, kami menuju warung-warung yang berada di lokasi parkiran mobil. Kami pesan indomie dan teh manis hangat untuk menghangatkan badan. Langit yang sudah lapar pun menikmati mac an cheese yang saya buat tadi pagi. Itu salah satu andalan saya ketika bepergian dengan Langit, gampang buatnya, gampang juga nyuapinnya.

Kira-kira jam 1 siang, setelah indomie masuk ke perut dan dalam proses mengembang, kami pun melanjutkan perjalanan. Lokasi kami berikutnya Walini Spring Water. Pemandian air panaa alami di kawasan kebun teh Walini. Tiket masuk dua mobil dengan 12 orang Rp 250.000 sudah termasuk welcome tea. Tapi, masih berbentuk sachet. Tinggal cari air panas dan gula, hihi...

Di dalam ada kolam renang dan mini water park untuk anak-anak. Selain itu tersedia juga kamar berendam untuk yang mau lebih privat, juga terapi ikan. Semuanya harus ekstra biaya Rp 10.000. Rencananya Langit juga ikut main air panas, tapi setelah keliling cari tikar, baru duduk sebentar, hujan deras turun. Batal deh main air panasnya. Kami jadi tunggu mama yang sedang berendam di kamar privat, dan adik-adik yang main air di kolam sambil hujan-hujanan.

Setelah reda, kami memutuskan keluar, kembali ke mobil. Saya butuh tempat untuk nyusuin Langit. Kira-kira setengah jam kemudian, Langit pun tertidur pulas. Dan setelah yang lain selesai, kami pun pulang. Karena kami belum makan siang -indomie tadi hanya ganjelan, kami memutuskan untuk mencari tempat makan. Setelah bingung dan searching-searching, akhirnya pilihan jatuh ke RM Dapur Kraton. Lokasinya ada di perumahan Kompleks Pondok Mas Baros, Cimahi. Selesai makan siang yang kesorean, kami pun langsung menuju penginapan.

Sampai penginapan, saya langsung memandikan Langit dengan air super hangat.  Dan kira-kira jam 8 malam, setelah setengah jam nyusu, dia pun tidur pulas. Dan saya pun ikutan tidur...

Comments