review film "catatan harian si boy"

baru aja sampe rumah, setelah menikmati senin malam bersama pacar... ^^ dan di ulang bulan ke 44 ini, metropole XXI jadi tujuan. film yang dipilih sesuai dengan rencana sebelumnya, "catatan harian si boy". jadi penasaran, gimana ceritanya ya? kalau catatan si boy ala 80-an dulu kan berseri, dan gaya anak muda pada zamannya. kalau yang ini? hmm.... setelah nonton, setidaknya, ini yang tertangkap:

Nuke sedang terbaring sakit (keras) di rumah sakit. dan yang tidak pernah lepas dari tangannya adalah sebuah buku catatan harian seorang yang bernama boy (onky alexander). Natasha (carissa Putri - putri Nuke) baru saja sampai di Jakarta dari London, dijemput oleh Niko (Paul Foster - pacar Natasha). Di dalam perjalanan menuju rumah, mobil mereka dicegat oleh sekelompok orang yang akhirnya menghujam Niko dengan beberapa pukulan. Mobil mereka dibawa kabur. Mereka pun ke kantor polisi.

Dalam situasi yang sama, Satrio (Ario Bayu), pembalap yang juga seorang montir sedang melakukan aksinya di jalan dan tertangkap polisi. 

Di kantor polisi, Natasha dan Satrio bertemu. Satrio yang dijemput oleh Putri, adiknya serta 3 sahabatnya (Nina, Andi dan Heri) akhirnya mengantar Natasha karena Niko masih dalam proses.

Selanjutnya, setelah mendengar kisah Natasha, Satrio berniat membantunya mencari sosok bernama boy yang dimaksud di dalam buku diary milik Ibu Natasha. Proses pencarian ini mendekatkan Satrio dan NAtasha yang menimbulkan kecemburuan pada Niko. 

Sejak itulah, kondisi bengkel milik Nina tidak lagi aman. Ketika mengantar mobil pesanan, Heri dicegat di tengah jalan dan mobil pesanannya dihancurkan oleh seseorang. Di lain waktu kemudian, sekelompok orang mengobrak-abrik bengkel Nina. Putri dan Heri yang kebetulan sedang berada di bengkel, menjadi sasaran pukul orang-orang tersebut. Heri terluka parah, dan hal tersebut menimbulkan kemarahan Nina pada Satrio sebagai penyebab atas semua kejadian yang menimpa mereka. Balasan dilontarkan oleh Satrio dengan menghancurkan mobil Niko dan membuat Niko luka parah. Pembalasannya ini pun membuat Natasha marah besar pada Satrio. 

Satrio yang hendak pergi dari bengkel, mengurungkan niatnya setelah ditenangkan oleh Andi. Mereka kemudian merencanakan design baru untuk bengkel milik Nina. Dan Satrio dengan dukungan semua sahabatnya, tetap membantu mencari boy, sosok dari diary tersebut.

Pada akhirnya, Satrio bertemu dengan boy, tapi nyatanya boy bukanlah orang yang sama seperti tahun 80-an lalu. Satrio yang kecewa, hanya bisa melemparkan buku tersebut kepada boy. 

Satrio menemui Natasha di rumah sakit dan hendak meminta maaf karena merasa tidak berhasil membawa boy ke hadapan Nuke. Tapi, Natasha menyambutnya dengan kecupan dan menunjukkan padanya bahwa Boy sedang duduk di samping Nuke. 

Natasha sudah mengetahui semua perilaku Niko terhadap Satrio dan sahabat-sahabatnya, dan hubungan mereka baik kembali. 

beberapa pelajaran yang didapat dari film ini antara lain adalah demi seseorang yang kita cintai yang dalam hal ini Natasha terhadap ibunya, juga Satrio terhadap Natasha. satu-satunya yang bisa menyembuhkan sakit ibunya, Nuke, dalam kondisi tersebut adalah bertemu dengan Boy, seperti yang tertulis di catatan harian yang selalu dipegangnya. maka tidak ada kata menyerah untuk bertemu serta membawa sosok bernama Boy ke hadapan Ibunya. pada bagian ini pun Satrio bisa dibilang menjadi "hero" bagi Natasha, karena dia tanpa sadar telah membawa Boy ke hadapan Nuke.

pelajaran yang lain adalah menyelesaikan apa yang telah dimulai yang pada film ini fokusnya pada Satrio. keputusannya untuk membantu Natasha mungkin terlalu nekat. keterlibatannya secara lahir dan batin pada Natasha pun menimbulkan efek besar bagi sahabat-sahabatnya. pemukulan, pengrusakan menghampiri mereka, dan bengkel milik Nina pun menjadi sasaran. namun, dalam keterpurukan itu, mereka tetap mendukung Satrio untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai oleh Satrio, yaitu menemukan Boy.

sisi lainnya adalah berpikir sebelum memutuskan, terutama memutuskan untuk terlibat dalam urusan orang lain. karena kita mungkin tidak tahu latar belakang, orang-orang yang ada di sekitar dan situasi yang ada. salah-salah, kita dan orang-orang terdekat malah jadi bulan-bulanan karena sok ikut campur urusan orang lain. tapi, hal ini bisa dinetralisir dengan pelajaran pertama tadi. ^^

dan yang ditemukan lagi adalah keluarga adalah orang-orang yang dekat dengan kita, sehingga tidak lagi hanya disebutkan ayah, ibu dan anak, tapi keluarga bisa saja adalah sahabat-sahabat yang sangat dekat dengan kita. dalam keluarga ada konflik, tapi sebagai keluarga selalu ada kata maaf terucap, sehingga tapi kekeluargaan tetap tersambung. keluarga mengerti kondisi anggota yang lain, dan siap menerima resikonya meski berbumbu caci maki juga amarah. keluarga saling mendukung dan bersama-sama mengupayakan yang terbaik bagi kebahagiaan seluruh anggota keluarga yang lain.

satu lagi yang belum bisa lupa, hidup itu seperti kain yang terdiri dari potongan-potongan dan siap dijahit. kita tinggal menjahitnya dengan rapih sehingga terlihat menjadi sebuah pakaian yang indah. ungkapan ini disampaikan oleh Natasha dan sempat diulang oleh Andi dalam rangka memotivasi Satrio agar tidak pergi dari bengkel dan menyelesaikan permasalahan yang ada.

wow...film yang apik. dengan tokoh film catatan si boy zaman 80-an, termasuk Didi "Emon" Petet, kisahnya dibuat mengikuti gaya anak muda sekarang, tapi masih dalam alur cerita yang berkesinambungan. menarik. alurnya jelas, editannya pas, tidak patah.

menanti film indonesia yang berkualitas lagi.... ^^

Comments