aku pilih begini
nampaknya hidup memang akan selalu menjadi pilihan yang menarik dan menantang. bagaimana tidak? ketika mau beranjak dari tempat tidur pun aku sudah dihadapkkan pada dua pilihan dan berbagai pertimbangan. bangun dan segera mandi, atau tidur dan bermimpi lagi??? hmmm.....aku pernah dua-duanya...resiko? tentu ada. selalu ada akibat karena ada sebab.
aku bangun karena bunyi-bunyi suara di dapur, seperti pagi yang biasanya, mama pasti sudah ada di sana mungkin sejak jam 3 atau 4. karena terbangun, aku lalu memilih mandi, tanpa melihat jam, hp atau nonton tv. (kok, nonton tv? sebenernya ini hanya poin tambahan). selesai mandi, aku lalu bersiap-siap, memakai baju, membereskan tas dan perlengkapan yang mau dibawa, sarapan, minum teh, dan siap sudah. ternyata waktu masih menunjukkan jam 7 pagi, sedangkan aku janji dijemput jam 8. maka masih ada waktu 1 jam untuk menunggu. seandainya aku melihat jam, mungkin aku masih leyeh-leyeh...hehehe....
aku juga pernah membiarkan diri memilih untuk tertidur lagi dengan waktu perkiraan 10-15 menit yang akhirnya berlanjut menjadi 1 jam. hasilnya? yang menjemput sudah duduk di teras sambil beberapa kali berusaha membangunkan aku dengna menelepon dan sms ke HPku. yang lain pada belum bangun, dan mama masih di warung, belanja sayur. akhirnya aku bangun karena kaget dan minta maaf, baru segera mandi. buru-buru. itu intinya.
yah, banyak hal tentang hidup, banyak hal pula tentang memilih. tapi karena aku pernah merasakan dua-duanya. buatku dua-duanya tidak masalah. akan menjadi masalah kalau salah satunya dilakukan terus menerus, atau sesering mungkin. apa itu, yah, aku pun belum dan tidak akan (semoga) mencobanya.
aku memilih hidup begini, mengalam keduanya. seperti hidup yang akdang manis, kadang pahit. maka aku pun harus merasakan keduanya agar aku bisa merasakan pahit dan manis. tidak akan ada manis kalau tidak merasakan pahit, begitu pula sebaliknya. tidak akan ada kta terlambat kalau tidak ada ketepatan waktu. tidak akan ada mati kalau tidak pernah ada kehidupan.
maka aku memilih untuk menjadi begini. cukup bahagia, cukup merasa. cukup menjadi begini saja. =)
aku bangun karena bunyi-bunyi suara di dapur, seperti pagi yang biasanya, mama pasti sudah ada di sana mungkin sejak jam 3 atau 4. karena terbangun, aku lalu memilih mandi, tanpa melihat jam, hp atau nonton tv. (kok, nonton tv? sebenernya ini hanya poin tambahan). selesai mandi, aku lalu bersiap-siap, memakai baju, membereskan tas dan perlengkapan yang mau dibawa, sarapan, minum teh, dan siap sudah. ternyata waktu masih menunjukkan jam 7 pagi, sedangkan aku janji dijemput jam 8. maka masih ada waktu 1 jam untuk menunggu. seandainya aku melihat jam, mungkin aku masih leyeh-leyeh...hehehe....
aku juga pernah membiarkan diri memilih untuk tertidur lagi dengan waktu perkiraan 10-15 menit yang akhirnya berlanjut menjadi 1 jam. hasilnya? yang menjemput sudah duduk di teras sambil beberapa kali berusaha membangunkan aku dengna menelepon dan sms ke HPku. yang lain pada belum bangun, dan mama masih di warung, belanja sayur. akhirnya aku bangun karena kaget dan minta maaf, baru segera mandi. buru-buru. itu intinya.
yah, banyak hal tentang hidup, banyak hal pula tentang memilih. tapi karena aku pernah merasakan dua-duanya. buatku dua-duanya tidak masalah. akan menjadi masalah kalau salah satunya dilakukan terus menerus, atau sesering mungkin. apa itu, yah, aku pun belum dan tidak akan (semoga) mencobanya.
aku memilih hidup begini, mengalam keduanya. seperti hidup yang akdang manis, kadang pahit. maka aku pun harus merasakan keduanya agar aku bisa merasakan pahit dan manis. tidak akan ada manis kalau tidak merasakan pahit, begitu pula sebaliknya. tidak akan ada kta terlambat kalau tidak ada ketepatan waktu. tidak akan ada mati kalau tidak pernah ada kehidupan.
maka aku memilih untuk menjadi begini. cukup bahagia, cukup merasa. cukup menjadi begini saja. =)
yin yang, black and white, seimbang, cukup, keren.. saya ikut 'cukup bahagia' nya ya. cukup :)
ReplyDelete