datang untuk melayani (spiritualitas pelayanan katolik)

dalam setiap event besar maupun kecil sekalipun, selalu ada tim, atau panitia yang bertugas menjadi semacam EO penyelenggaraan. kalangannya pun bebas, beragam, tergantung target sasaran audience. termasuk untuk acara besar di kalimantan barat bulan Oktober mendatang. Indonesian Youth Day menjadi hal yang "mungkin" dinanti oleh banyak orang. tapi menjadi hal biasa bagi sebagian orang. bahkan menjadi sinis bagi beberapa orang. itu wajar. dan tak bisa dipungkiri. atau dihindari.

yang perlu dikuatkan dan harus saling menguatkan adalah tim atau panitia penyelenggara itu sendiri. konteksnya adalah bahwa panitia sebetulnya merupakan pelayan dari tak lain dan tak bukan, para audience itu sendiri. tapi tak jarang, sebagai panitia, kita, mungkin aku sendiri, mengharapkan yang berlebihan yang mungkin bukan hal-hal sulit atau penderitaan. artinya, selalu berharap peserta memahami situasi yang terjadi, menjadi mandiri, tidak tergantung pada panitia, dll. lalu, apa gunanya ada panitia kalau bukan untuk melayani?

dalam renungan malam ini, rm. santo memberikan motivas permenungan yang menurutku cukup mendalam. spiritualitas pelayanan katolik. sebagai pengantar, inti pokok dalam katekese adalah memberikan pengajaran dan pendampingan. kalau aku coba pahami, dalam hal pewartaan, kita tidak hanya harus memberikan sesuatu yang merupakan ilmu pengetahuan atau ajaran itu sendiri. tapi setelahnya, kita harus tetap ada untuk mendampingi, agar ajaran itu sungguh-sungguh dipahami sesuai dengan makna, maksud dan pemahamannya.

kita itu pelayan, dan karena katolik, pertama-tama kita harus hidup dalam Kristus. pelayan katolik harus bersatu dengan Kristus sebagai orang Kristen sejati. pelayanan sejati adalah benar-benar bukan cuma untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan demi terlaksananya karya-karya Allah. termasuk, IYD ini.

prinsip-prinsip pelayanan katolik adalah:
1. kita menjadi Yesus yang datang untuk melayani, bukan untuk dilayani. maka hal pertama yang menurutku harus ada dalam jiwaku ketika bergabung dalam suatu kepanitiaan adalah, apa yang bisa aku beri untuk panitia ini? bukan sebaliknya, apa yang akan aku dapat (effort) kalau aku bergabung dengan panitia ini?

2. hidup mesra dengan Yesus. kita harus percaya dan yakin sepenuhnya pada GerejaNya yang satu, kudus, katolik dan apostolik. berusaha tanpa berharap dan yakin bahwa ada Yesus yang pasti membantu kita, adalah percuma dan sia-sia. kepada siapa kehidupan dan segala hal yang terjadi itu bertumpu? jelas kepada Tuhan Yesus.

3. pokok pelayanan ialah hubungan dengan Kristus dalam iman, harapan dan kasih. tujuan pelayanan ialah agar orang mengalami persatuan mesra dengan Kristus dalam Gereja, mengalami dikasihi dan lalu mengasihi Kristus dalam Gereja dan berbuat bagi pembangunan paguyuban cinta kasih di masyarakat.

4. rendah hati. sebagai pelayan, kita hendaknya memohon selalu semangat kerendahan hati Kristus. artinya, sedalam-dalamnya, 100% tergantung pada Bapa. tidak hanya rasa memiliki (sense of belonging), tapi juga mengalami dikasihi, dimiliki  (sense of being belonged) oleh kasih Tuhan ini sangat fundamental bagi pelayanan katolik. dan aku belajar, ketika aku merasa letih dalam pelayanan, aku harus melihat dan membuat tanda Salib Kristus, sebagai tanda abadi dan kemenangan atas jiwa-jiwa. aku yakin, jiwaku menjadi positif dan semangatku berkobar lagi. juga dengan melihat Bunda Maria yang setia sampai di bawah salib Kristus. karena kesetiaan pun dibutuhkan dalam pelayanan.

adanya kekhawatiran, kecemasan, bingung, panik ketika menghadapi suatu kegiatan, merupakan hal yang wajar akan kita alami. berbagai imajinasi ketakutan dan kesedihan tak jarang menghampiri, takut kalau acara yang masih dalam proses ini tidak akan berhasil. tapi nampaknya imajinasi itu sirna dengan pengharapan yang penuh akan terlaksananya kegiatan ini. ketika aku masuk, aku memang punya pengharapan yang banyak. tapi semua kusertakan dengan kesetiaanku dalam kepanitiaan, berusaha semaksimal mungkin dalam pengerjaan tugas atau porsi yang diberikan.

dan selama proses itulah aku semakin memahami. bahwa, aku tidak menuntut untuk mendapatkan sesuatu dari kelompok atau kepanitiaan yang aku ikuti. tapi justru sebaliknya, pertanyaan itu terus menerorku dengan halus berbisik, "apa yang bisa kamu berikan untuk membantu panitia ini?" dan aku memberikan diriku untuk setia melayani kebutuhan para peserta perihal informasi, registrasi, dan data. dan aku akan menyelesaikannya.

Comments