pontianak (lagi)

semua karena beli tiket terlalu mepet, jadilah aku harus berangkat pagi-pagi mruput supaya tidak ketinggalan pesawat. hari ini, dengan sriwijaya air SJ 180 penerbangan jam 6 pagi, aku menuju pontianak untuk persiapan acara besar satu bulan lagi (Oktober 2012). jam 2 aku terbangun, padahal seingatku, alarm HP kupasang jam 3. tapi nampaknya, aku harus berangkat jam 3 demi naik bus Damri jam 3.30 dari pasar minggu.

jam 4.45 aku sudah sampai bandara. masih terlalu pagi. tapi, tak apa, daripada harus terburu-buru masuk boarding pass, mengejar waktu. walau datang pagi pun, aku tak langsung masuk, karena menunggu rm. santo yang belum datang. kira-kira jam 5.25 baru sampai di tempat check in. akhirnya, masuk boarding pass buru-buru juga, karena penumpang diminta naik jam 5.30 pagi. dan tetap harus menunggu, karena ada sekitar 10 orang yang belum ada di tempat duduk. alhasil, keberangkatan terlambat 30 menit. bukan karena delay, tapi karena 10-an orang itu.

jam 7.52 (harusnya 7.25) kami sampai di pontianak. ini sudah yang ketiga kalinya aku menyambangi tanah kalimantan barat. semuanya bukan untuk berlibur, tapi membawa tanggungjawab (cieeehh...). tapi, bagaimanapun, aktivitas ini menyenangkan.

pontianak panas. mungkin hampir sama dengan jakarta. bahkan kadang terasa lebih menyiksa dari jakarta. ditambah rambutku yang terlalu tipis, yang kurang cukup melindungi kulit kepalaku yang sudah terlihat memerah. untung aku pakai jaket yang ada kupluk, jadi bisa kupakai untuk menudungi kepalaku.

dari bandara, kami langsung menuju rumah retret, tempat dimana kami akan merapat. karena tidak dijemput (kiraiinn..), kami memutuskan untuk naik "taxi" avanza. rumah retret itu berhadapan langsung dengan gereja maria ratu pencinta damai (mrpd) dan rumah unio (rumah para imam projo) pontianak. di sini juga ada TK, ketika kami datang, sekolah belum usai, sehingga banyak anak-anak bermain, tertawa, teriak-teriak, dan berisik...hehehe....namanya juga anak-anak. kami menuju dapur. aku sendiri tidak tahu mana pintu depan, mana pintu samping, mana pintu belakang, atau pintu kemana saja. aku hanya ikut rm. santo yang langsung membuka pintu, bertemu suster, bersalaman, dan kami pun diantar ke kamar.

aku diberi kamar no.1. "satu kamar berempat, nanti kalau ada tamu lain, masuk ke situ ya," kata suster yang mengantarku. dengan cepat kujawab, "pasti, sus,". lagi pula, siapa yang mau sendirian di kamar untuk berempat ini? kamarnya tidak besar, tapi ber-AC dengan dua pasang tempat tidur tingkat. kamar mandi di dalam, dengan toilet duduk. aku langsung coba toiletnya, karena sejak dari bandara menahan buang air kecil. flushnya berbeda dari toilet duduk biasa. hanya terlihat seperti pembuka saluran air biasa. tidak ada bak, yang ada gentong air dengan tutup yang hanya terisi sedikit air. tapi airnya segar, apalagi air yang baru keluar dari kran.

setelah cuci kaki, aku membereskan barang-barang. menaruh baju-baju di lemari, dan mencari colokan listrik. astaga...ini rumah retret, dan tidak ada colokan listrik di dalam kamar. bagaimana aku bisa menyalakan laptop dan ngecharge hp? aku lihat lagi sekeliling kamar, dan aku menemukan colokan listrik, di dinding atas, dekat jendela toilet, setinggi kasur yang berada di atas. bagaimana aku bisa akses kabel ke sana ya? lagi pula, jarak meja dan colokan di atas sana begitu jauh.

akhirnya aku keluar, demi mencari colokan listrik. hpku sudah lowbat dan aku sudah resah ingin membuka laptop. aku menemukan colokan listrik di ruang, mungkin ruang tamu. di sana ada tv dan seperangkat audio video. nah, ada colokan, dan meja. meski tidak begitu dekat, tapi kabelku yang cukup panjang bisa menjangkau meja. dan, laptopku menyala. dan segera aku selesaikan tulisan ini karena rm. santo memintku mengambil beberapa gambar lokasi rumah retret ini.

Comments