report hari pertama di Kalimantan Barat

Senin, 16 Januari 2012
check in at Soekarno Hatta International Airport at 05.15, boarding at 06.40, take off at 07.15 arrive at Supadio Airport at 08.40

aku bangun jam 03.55 setelah ditelpon oleh Pak Budi, redakturku, yang memberitahu bahwa beliau sudah otw menjemput kami. ya, kami memang janjian jam 04.30 di seberang pom bensin cipinang, tepatnya sebelah BKT untuk bersama-sama ke bandara soekarno hatta. menurut tiket yang kubeli, pesawat yang akan membawa kami ke pontianak akan terbang jam 06.40, maka kami setelat-telatnya harus check in jam 05.40. aku segera membangunkan necia, sedangkan adit baru saja selesai mandi. begitu necia masuk kamar mandi, HPku berdering lagi. dari pak budi.

pak budi: "sudah menunggu di lokasi?"
aku: "aku mandi dulu ya, pak sebentar kok, sebelum setengah lima kami udah sampe sana"
pak budi: " wh, aku udah sampe ni"
aku: bengong, lihat jam. masih jam 04.05. "lah kok ceet banget pak?"

tepatnya, kurang dari 15 menit setelah telpon pertama, pak budi sudah sampai di tempat kami bertemu. akhirnya aku tidak mandi, karena tidak enak kalau beliau harus menunggu lama. aku pikir, pasti pak budi berangkat lebih awal, sehingga sampainya juga lebih awal.

kami pun pamit dengan orang tua adit, terima kasih karena sudah boleh menginap di rumahnya, hehe. kami dibutkan teh hangat, serta dibawakan beberapa donat. aku, necia dan adit menuju pom bensin. di seberang, kami melihat taksi yang parkir, dan yakin itulh taksi yang membawa pak budi. kami pun langsung menghampiri. kami pun berangkat menuju bandara. karena masih pagi, jalanan terlihat lengang, belum tampak kemacetan. aku juga baru ingat kalau hari ini hari senin.

Di Bandara Soekarno-Hatta
jarum jamku menunjukkan angka 04.55 ketika kami berempat sampai di Bandara Soekarno Hatta. begitu turun dari taksi, pak budi menawarkan untuk pakai troli, aku sih belum pernah pake troli dengan porter gitu, yah, karena biasa bawa tas sendiri. tapi kali ini aku iyakan saja, maka barang-barangku, necia, adit dan pa budi segera diletakkan di troli yang dibawa porter. nampaknya porter itu semangat sekali, pasti aku harus kasih uang buat dia. tapi aku juga tidak tahu harus kasih berapa. maka waktu adit tanya, aku jawab, mungkin Rp 5000,- saja. kami melewati tempat pemeriksaan dan segera menuju tempat check in. lagi-lagi porter itu tmpk semangat. dia bahkan minta tiket kami supaya sekalian dia urus. tapi kalo yang ini, aku paling gak mau diurus orang lain, aku harus urus sendiri. check in sudah, tas juga sudah masuk bagasi, tinggal menuju tempat boarding. oh iya, harus bayar porter. adit memberikan uang yang tadi kuberi, dan porter itu menolak. katanya, "dua puluh ribu pak". aku pun bengong, gila mahal aja cuma ndorong dari depan ke sini. tapi kuberi juga lembaran dua puluh ribuan buat dia. dan pengalaman ini membuatku memutuskan untuk tidak lagi memakani porter di bandara. pasti mereke cepet jadi kaya...hehehe...

kami melewati boarding gate dan gate-gate lain untuk menuju ruang tunggu. semuanya berjalan cepat namun santai. masih jam 05.30 ketika kami sampai di ruang tunggu dan terkantuk-kantuk menanti landing. apalagi aku yang belum mandi...hehe...rasanya badan kurang segar dan masih bau bantal. lapar pun mulai menyerang, karena tadi belum sempat sarapan. hanya minum teh sedikit. necia terlihat mengantuk dan tertidur. pak budi, selalu membaca buku yang dibawanya, cacing dan kotorannya, adit seperti biasa, gak lepas dari kameranya, sekalipun pocket cam. ini dia salah satu hasil jeprat jepretnya.

masih mengantuk
sudah satu jam, dan pesawat kami baru akan siap sebelum jam 07.00. tak berapa lama, sekitar jam 06.35, penumpang Lion Air dengan kode penerbangan JT 710 dipanggil untuk memasuki pesawat. itu berarti kami harus bersiap-siap. wah, tepat waktu..hehe..tapi mungkin karena pesawat pertama jadi gak pake delay (tetap sinis). syukurlah kalau begitu, karena tidak akan terlalu siang sampai di pontianak. aku sudah membayangkan panasnya yang luar biasa di sana. apalagi kalau terlalu siang, bisa tambah gak semangat aku nanti. yah, mungkin karena belum mandi. haha...

kami sudah di tempat duduk masing-masing, no kursi 20 A-B-C-D. necia, yang baru pertam kali naik pesawat, kubiarkan duduk dekat jendela. adit sering bercanda, supaya kalau dia mual dan mau muntah, bisa langsung buka jendela..hehe..ada-ada aja. aku, necia dan adit duduk berderet. pak budi di deret sebelah. pesawatnya panas, karena baru keluar dari hanggar dan belum semua ac dinyalakan. dan akhirnya, pesawat siap terbang. kira-kira jam 07.15 pesawat beranjak menuju landasan dan wuuussssshhh.....pontianak, tunggu satu jam lagi ya... =)


halo pontianak
kurang lebih satu jam berselang, kami tiba di bandara supadio pontianak. terik panas  mentari langsung menyambut. aku lupa mengambil topi lebarku di dalam carrier. tapi sayang juga kalau tidak menikmati panasnya kalimantan..hehehe... here we are.. 

ki-ka: pak budi, aku, necia
foto by: adit

ini kedua kalinya aku menginjakkan kaki di tanah kalimantan barat. kalo pak budi sih, udah berkali-kali..hehehe...untuk necia dan adit, ini pengalaman pertamanya di pulau kalimantan. intinya, kembali selamat datang di pontianaaakkk. dan mulai hari ini juga, katanya, kami akan langsung memburu para narasumber dalam rangka pembuatan buku pak Mecer.

setelah mengambil barang, kami langsung menuju pintu keluar. di luar, pak budi sudah menunggu bersama seorang bapak berwajah tionghoa, rambutnya putih dan terlihat tua. ternyata, beliau adalah pak Mecer, orang yang akan menjadi tokoh utama dalam proses perjalanan kami selama 10 hari ke depan. dari caranya menyambut kami, boleh kubilang kalau beliau orang yang rendah hati dan ramah. kami pun bersalaman dan segera masuk ke mobil dan menuju rumah pak Mecer. sesampainya di rumah, kami diantar ke kamar. aku dan necia jadi satu kamar, demikian adit dan pak budi. artinya, selama di pontianak, kami akan menginap di rumah pak mecer. kelebihannya adalah kami tidak harus keluar uang untuk biaya penginapan. tapi kekurangannya ya, tidak ada waktu untuk berjalan-jalan sendiri...hehehe...aduuhhh..ingat dnk ami, ini kan dalam rangka kerja bukan pariwsata..hihihi..

setelah beberes sebentar di kamar, kami pun turun untuk sarapan. ibu Veronica, istri pak Mecer sudah menyiapkan sayur dan lauk pauk untuk kami santap. terus terang, kami memang kelaparan, karena pesawat yang berangkat pagi dan belum menyempatkan perut kami terisi. waktu masih menunjukkan jam 09.30 ketika kami makan. di meja sudah tersaji ikan berkuah, tempoyak (olahan duren yang dicampur dengan beberapa bahan lain, buatku sih aneh dan pastinya aku tidak doyan..hihi), dan sayur sawi kuah. ikan yang disajikan itu ikan sungai kapuas yang namanya ikan jelawat. jadi ingat tahun lalu ketika ke sintang, makanan pertamaku ketika sampai di sintang ya ikan jelawat itu. tapi kali ini rasanya lebih sedap dan tidak amis. apalagi ada abon cabe di meja, jadilah aku menikmati ikan sungai yang terkenal di kalbar itu.

memulai perbincangan
selesai makan, kami pun ngobrol sebentar di ruang tamu bersama pak Mecer sembari menunggu kedatangan Pak Moses, salah satu orang yang bertanggung jawab atas proses penulisan buku tentang Pak Mecer. kami pun mulai berbincang tentang rencana wawancara ke beberapa narasumber yang tersebar di kalimantan barat ini. bahkan, di hari pertama ini kami langsung mulai bekerja. setelah membahas beberapa pembagian tim kerja, sore sekitar jam 15.00 kami menuju rumah pak Arsen, teman kecil pak Mecer yang menjadi narasumber pertama kami.




rumahnya seperti rumah tua tidak terpakai. dan baru kutahu setelah ngobrol, ternyata rumah itu hanya untuk transit saja kalau sedang ke kalimantan. rumahnya sekarang di jakarta. di kalbar, dia punya kebun sawit. rumah itu dijadikannya tempat transit sebelum dia ke kebun. di kebun sana , dia bisa tinggal berbulan-bulan, baru kembali ke jakarta. rumahnya sekarang digunakan sebagai tempat tinggal beberapa mahasiswa. "daripada kosong, saya minta mereka tinggal saja di sini," katanya.

kira-kira satu jam berlalu, kami pun mengakhiri perbincangan dengan pak Arsen. sebelum pulang, kami menyempatkn mampir makan bakso di daerah Pattimura, terletak di belakang stadion dekat katedral Pontianak. kata Frangky, orang yang mengantar kai, bakso di situ enak. jadilah kami mengganjal perut dengan butiran-butiran bakso daging sapi. hmm...menurutku, rasanya lumayan enak sih, tapi kalo boleh jujur, bakso dagingnya lebih mirip bakso curah di jakarta rasanya....hihihihi...kalau bakso uratnya, boleh lah. nah, yang bikin khas dan "aneh" adalah adanya jeruk peras yang ikut disajikan bersama bakso. ternyata, mereka biasa memberikan perasan jeruk ke dalam kuah baksonya. memang sih, rasanya kalau belum diberi perasan jeruk sedikit hambar. setelah kuberi perasan jeruk, kuahnya seidkit lebih asem, dan eh..ternyata segar juga ya. jadi, rasanya bercampur antara pedas sambel, manis kecap, dan asem segar dari jeruk perasan itu. walaupun masih aneh, tapi aku bisa menikmati bakso yang terkenal dengan nama Bakso daging PSP ini.

mau tahu wujudnya? nah, seperti inilah bakso PSP...campur-campur..


selesai mbakso, kami langsung pulang ke rumah, istirahat sebentar, mandi-mandi dan tidur-tiduran. kami lalu diajak makan malam. kami makan selalu sedikit-sedikit. aku pun begitu, entah kenapa, rasanya gabisa makan banyak. =) selesai makan, pak budi bilang bahwa nanti malam kita akan wawancara pak Mecer. "kita keroyok saja," dia bilang. ya, aku paham maksudnya dikeroyok adalah diwawancara dengan banyak orang sekaligus. kebetulan pak edi petebang, salah satu korlap kami sudah datang. dialah yang mengatur lalu lintas liputan kami selama di kalbar.

sselesai makan, kami sudah berkumpul di ruang perpustakaan untuk mewawancara pak Mecer. orangnya terlihat santai dan sederhana, mengenakan kaos berkerah dan celana pendek, murah senyum dan katanya tidak pernah bosan kalau cerita tentant CU (Credit Union).

wawancara pak Mecer di ruang perpustakaannya

sayangnya, aku dan necia ngantuk berat. mungkin karena masih jetlag dan belum istirahat betul sejak datang ke pontianak. jadilah, selema wawancara, kepala kami goyang-goyang karena mengantuk. rasanya tidak kuat. akhirnya, aku, necia dan adit undur diri untuk istirahat duluan. wawancara dilanjutkan pak Budi, pak Moses dan pak Edi. yah, baru kali ini aku wawancara sampai ngantuk dan tertidur. huehehehe....tapi untuk mereka paham, cerita tentang CU tidak bisa dihentikan begitu saja. dan itu memberiku pemahaman bahwa semangat CU pun tidak akan bisa hilang begitu saja. semoga setelah istirahat di malam pertama ini, stamina kami pulih kembali sehingga bisa setia mendengar, memperhatikan kisah pak Mecer dan CU di kalimantan barat.

Comments