Selamat Ulang Tahun

Dua puluh delapan tahun yang lalu, ketika Tuhan memberimu dunia baru.
Dunia yang membiarkanmu menangis dengan kencang.
Dunia yang melihatmu merangkak, berjalan, hingga berlari.
Dunia yang mengenalkanmu pada Tuhan.
Dunia yang akhirnya mengajarimu tentang menikmati hidup.

Sudah terlalu banyak waktu yang kamu lewatkan dengan tawa dan duka.
Tidak sedikit orang yang kamu temui untuk bertegur sapa, berbagi tentang rasa.
Berganti hari, bertambah cerita.
Tentang mimpi, cita dan cinta.

Enam tahun lalu, ketika kita bertemu tanpa sapa yang berarti.
Tapi sangat jelas bahwa hadirmu memberimu kesan di hati.
Hingga akhirnya kita memutuskan untuk bersama.
Satu tahun setelah apa yang kita rasa.

Kini, dengan segala kesabaran dan ketekunan.
Kamu terus mencoba meraih mimpi yang kamu harapkan.
Dan seperti biasa, kamu tidak berputus asa.
Menurutku, itu sangat luar biasa.

Harimu tidak terlalu buruk, meski tidak selalu baik.
Begitulah hidup yang sesungguhnya.
Karena roda kehidupan tak berhenti berputar, katamu.
Aku setuju.

Dan demi menikmati perputaran hidup, aku siap menemanimu.
Merasakan lelah dan duka bersama.
Merayakan sebuah keberhasilan dan bahagia.
Mensyukuri karunia atas kesempatan dan kebaikan Tuhan yang tiada terkira.
Membulatkan tekad pada cita-cita.
Meyakinkan diri bahwa peluang itu ada di depan mata.
Dan kamu meyakinkanku selalu.

Untuk dua puluh delapan tahun saat ini, hanya doa dan kebersamaan yang mampu kuberi.
Bukan bingkisan berbalut pita atau kejutan di malam hari.
Semoga kamu tetap mengerti, bahwa aku tak ragu padamu.
Selamat ulang tahun, sayangku.

1 Desember 2012




Comments