Santo Thomas Rasul: Percaya Setelah Melihat dan Meraba

HIDUPKATOLIK.com - Santo Thomas dipilih sebagai pelindung Paroki Kelapa Dua Depok, seiring dengan nama-nama paroki lain di Keuskupan Bogor yang memang diambil dari nama dua belas rasul Yesus.

Menurut Kepala Paroki Santo Thomas Kelapa Dua Depok Pastor Christophorus Lamen Sani Pr, pribadi Thomas menggambarkan keadaan konkret umat dewasa ini bahwa masih banyak orang yang menunjukkan ketidakpercayaannya jika mereka tidak benar-benar melihat Allah.

“Sikap yang demikian itu terlihat dari beberapa kegiatan besar yang akan dilakukan oleh paroki ini dan banyak yang tidak yakin,” tuturnya.

Santo Thomas sering dilambangkan dengan gambar seorang rasul yang menyentuh luka Yesus. Lambang ini tertuang di setiap kop surat, amplop, dan media paroki. Di samping sikapnya yang tidak mudah percaya, Santo Thomas juga dikenal setia dan berani.

“Itu yang harus ditekankan, bagaimana umat menunjukkan kesetiaan iman Katolik dan juga berani bersaksi dalam situasi dan kondisinya masing-masing, di tempat masing-masing seperti juga halnya Thomas yang walaupun ragu, ia tetap setia mengimani Yesus,” ujar Pastor Christo.

Si peragu

Thomas lahir di Galilea dalam keluarga sederhana. Dalam bahasa Suriah, Thomas berarti “twin” atau kembar. Thomas juga dikenal sebagai Didimus dalam bahasa Yunani dan Jumea dalam bahasa Perancis. Menurut tradisi, ia menjadi martir di India. Ia dikenal sebagai rasul yang meragukan. Dia adalah seorang Yahudi, dan dikenal sebagai salah seorang dari dua belas Rasul Yesus, tapi tidak diceritakan bagaimana ia menjadi Rasul Yesus.

Perannya sangat jelas di dalam Injil Yohanes. Banyak orang mempunyai gambaran yang kurang tepat tentang Thomas. Meskipun demikian, Thomas dikenal berani. Sikapnya ini tampak pada peristiwa meninggalnya Lazarus. Thomas tidak mau membiarkan Yesus pergi sendirian ke Yudea ketika berita meninggalnya Lazarus sampai ke telinga Yesus. Dengan berani, ia menawarkan diri untuk menemani Yesus pergi bersama-sama ke kota yang bahaya itu.

Thomas juga seorang yang terus terang, polos, dan tidak malu-malu menyatakan ketidaktahuannya. Pada Perjamuan Terakhir, ketika Yesus berpamitan, Thomas bertanya dengan polos, “Kami tidak tahu ke mana Engkau pergi. Jadi, bagaimana kami tahu jalan ke situ?” Pertanyaan Thomas ini mengundang Yesus untuk menyingkap rahasia Tritunggal yang mendalam itu, “Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup. Tak seorang pun datang kepada Bapa tanpa melalui Aku. Kalau kamu mengenal Aku, kamu juga akan mengenal BapaKu.”

Di antara dua belas rasul, Thomas dikenal sebagai orang yang tidak mudah mempercayai sesuatu. Sikap ragu-ragu Thomas terlihat sangat jelas dalam peristiwa penampakan Yesus setelah kebangkitan-Nya (Yoh 20: 24-29). “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.”

Tentang sikap Thomas ini, Santo Agustinus menulis: “Dengan pengakuannya dan dengan menjamah luka Tuhan, ia sudah mengajarkan kepada kita apa yang harus dan patut kita percayai. Ia melihat sesuatu dan percaya sesuatu yang lain. Matanya memandang kemanusiaan Yesus, namun imannya mengaku ke-Allah-an Yesus, sehingga dengan suara penuh gembira tercampur penyesalan mendalam, ia berseru, ‘Ya Tuhanku dan Allahku’.”

Jawaban Thomas itu tetap berkumandang sampai zaman kita, “Karena engkau telah melihat, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya!” Insiden tersebut memunculkan ungkapan “Thomas si peragu”.

Di tengah keraguan

Paroki Santo Thomas Kelapa Dua secara teritorial masuk Dekanat Utara Keuskupan Bogor. Pada awalnya pembangunan Gereja diprakarsai oleh beberapa warga Katolik yang terdiri atas lima keluarga dan tujuh bujangan yang berada di Kelapa Dua, khususnya para anggota ABRI yang bertempat tinggal di sekitar Kompleks BRIMOB, dimotori oleh J.R. Rahadeth. Warga Katolik sering mengadakan pertemuan atau Ibadat Sabda di rumah-rumah warga. Kegiatan ini berlangsung hingga tahun 1970. Pada waktu itu Kelapa Dua masih termasuk dalam wilayah Paroki Keluarga Kudus Cibinong.

Hal yang besar kadang memunculkan keraguan. Tidak dapat dipungkiri pula bahwa pembangunan gedung gereja saat itu pun menimbulkan rasa ragu bagi beberapa orang. Akan tetapi, keberanian dan kesetiaan sekelompok orang tersebut mematahkan rasa tidak percaya banyak orang.

Pada 1976, umat Katolik di Kelapa Dua mendapatkan hibah tanah dari Karno, Komandan Pangkalan (BRIMOB sekarang) yang berlokasi di Jl Asrama BRIMOB (Jl Akses UI sekarang). Kemudian, pada tahun 1977 di atas tanah itu mulailah dibangun gedung gereja yang diprakarsai oleh Pastor J. Salim Pr. Pada 3 Juli 1978, gedung baru ini diresmikan oleh Uskup Bogor Mgr Ign. Harsono dengan nama pelindung Santo Thomas. Pada waktu itu secara resmi berdirilah Stasi Santo Thomas.


Misionaris di India

Kegiatan misi Thomas berada di India, meskipun pada awalnya dia merasa enggan memulai misinya. Thomas mengaku bahwa visi Kristus belum bisa mengubah pikirannya saat itu. Menurut tradisi, yang dibenarkan Santo Ambrosius dan Hieronimus, Thomas menyebarkan kabar gembira ke arah timur dengan mengikuti jalan para pedagang, yaitu ke Sirya, Armenia, Persia, dan India.

Kristus hadir pada Thomas melalui pedagang yang akhirnya menjualnya sebagai budak istana. Suatu ketika Thomas menawarkan untuk membangun istana bagi Raja India yang akan berlangsung selamanya. Raja memberinya uang. Ternyata, Thomas justru memberikan uang tersebut kepada orang miskin. Ketika ditanya perkembangan istana, Thomas menjelaskan bahwa ia membangun istana di surga bukan di bumi.

Akhirnya, setelah menyerah pada kehendak Allah, Thomas dibebaskan dari perbudakan. Thomas menabur benih bagi Gereja baru, membentuk paroki dan membangun banyak gereja di sepanjang jalan. Orang Kristen India Selatan, lebih-lebih di sepanjang pantai Syro-Malabar, percaya bahwa Thomas menobatkan Raja Gondaphur, dan bahwa mereka keturunan orang-orang Kristen abad pertama.

Dekat Madras, di Kota Malaipur, Thomas menerima mahkota kemartirannya. Thomas mati ditusuk tombak. Makamnya dibuka kembali pada tahun 1523. Gereja merayakan pestanya setiap 3 Juli.

Amadea Pranastiti

Comments