fitnah itu kejam kawan


rabu (16/5) kemarin aku baru saja dapat cerita kurang enak dari rekanan kerja di kantor kepemudaan. katanya dia baru saja kena omel dari pihak psdm karena ruang bos romo kotor penuh kue dan kami bermabuk ria pada selasa (8/5) minggu lalu. kata siapaaaa???? sedih kudengar, "kata ibu itu," dia bilang.

memang benar, kami merapat pada selasa malam itu sekaligus merayakan ulang tahun bos romo yang ke.... ehemm....pat puluh... =) dan karenanya, banyak makanan, kue camilan, serta buah datang memenuhi ruangan bos romo serta kulkas yang ada di ruangan kami. para pengurus kepemudaan yang hendak rapat pun tak kalah bawaan, antara lainnya birthday cake (jadi ada 2 deh..) dari cheese cake dan 3 botol anggur yang berdasarkan plastiknya mba itu beli di hero depan shell cikini.

setelah tiup lilin, sekitar jam 7-an, sembari makan, mereka sembari membahas sedikit demi sedikit hal-hal yang sudah diagendakan sebelumnya. yah, mungkin daripada waktu habis untuk ngemilin kue dan buah yang berjajar rukun di meja...mending sekalian ngobrol ringan hal yang serius (hebat ya...hehehe).

karena aku sudah janji pulang jam 8-an, maka aku pamit duluan, lagipula aku tidak terlalu berkepentingan mengikuti rapat kali itu. sebelum pulang pun aku sempat icip minuman anggur yang dibawa tadi. rasanya sih memang gak seperti jus anggur buavita yang sering aku minum... (iyalaaaaahhh...) hehehe..jadi walaupun cuma sedikit, tetep aja lama minumnya. aku memang tidak terlalu suka minuman seperti itu. tapi kata mereka, minuman tersebut ringan, tidak memabukkan, apalagi ketagihan, kecuali emang doyan.

aku pulang. dan beberapa hari ke depan, aku sibuk lagi liputan di luar sehingga belum sempat ke kantor kepemudaan. baru kemarin aku masuk lagi dan mendengar cerita dari rekanku itu yang sepertinya sangat kesal.

"kami dua (rekanku dan bos romo) baru aja kena omel dari psdm. dia dapat aduan katanya kita rapat kemarin mabuk-mabukan, lempar-lempar kue sampai tembok," katanya.

"siapa bilang?" aku penasaran.

"ibu itu (nama selalu dirahasiakan). emang mulutnya jahat sekali dia. memang ruang berantakan, tapi gak seperti yang dia bilang itu, apalagi sampai kue di tembok, mabuk pula!" geramnya.

dia menambahkan, "(bos) romo juga diomelnya setelah aku. tapi (bos) romo sudah kirim email, bilang bahwa cerita itu ngarang, tidak benar."

"lho kok bisa ibu itu bicara gitu?" aku makin penasaran.

"aku jelasin ke psdm, gak mungkin lah pengurus itu lempar-lempar kue seperti cerita itu, apalagi mabuk. memangnya laporan ke atas rapat apa? pengurus atau panitia? aku kasih lihat 3 botol yang masih kusimpan itu, dan aku jelasin kalo minuman seperti itu gak mungkin bikin mabuk," terangnya.

masih katanya, "yang paling bikin kesel, ibu itu cerita sambil nangis ke psdm. kenapa sih harus berlebihan kayak gitu?"

aku pun terdiam, mikir, kok tega sekali ibu itu laporan gak bener, ngarang, dilebih-lebihkan pula. ada salah apa kami sama dia ya? atau mungkin sudah biasa dia melakukannya? atau apa?

ah, aku tidak tahu. yang kutahu dengan sangat jelas adalah hubungan rekanku itu dengan si ibu itu yang renggang sangat, tidak lagi ada tegur sapa seperti biasanya. ibu itu pun masuk ruangan kami dengan diam, tidak cerewet seperti biasanya. aku pun tidak menegurnya, karena memang tidak pernah kulakukan... =p

tapi ketika di lorong kami bertemu, dia menyapaku, seolah tidak terjadi apa-apa. ya, dia memang tidak tahu kalau aku sudah tahu ceritanya dan perilakunya, tapi aku tidak ingin mengungkit itu didepannya, aku bukan bagian dari mereka, aku hanya orang luar yang kebetulan mendapat kesempatan merasakan dunia tempatnya bekerja.

aku sadar bahwa kami telah menjadi korban fitnah yang langsung kena deretan omelan tanpa klarifikasi sebelumnya. itulah yang kusayangkan. semoga saja, dengan penjelasan dari rekanku itu, psdm belajar untuk semakin berhati-hati menerima laporan, sekalipun laporan itu disertai drama tangisan. dan semoga si ibu itu semakin disadarkan, bahwa lidah dan mulutnya bisa membawa kebencian dan permusuhan abadi.

aku masih setuju dengan istilah 'fitnah lebih kejam dari pembunuhan', karena fitnah lebih sadis, jahat, tega, menyentuh mental dan batin, mengerdilkan karakter serta menjadi bulan-bulanan isu yang bohong. sangat menyedihkan, dan sangat disayangkan terjadi situasi seperti ini, tapi semoga di tengah persiapan kegiatan besar kami, cerita ini tidak menjadi penghalang, tapi semakin membuktikan bahwa kami bekerja dengan penuh tekad dan cinta, khususnya kepada orang muda.

Comments