refleksi hidup
sudah hampir setengah perjalanan di tahun ini...tidak terasa, dan rasanya sudah banyak yang aku lakukan selama 4 bulan ini...hihihihi...terlalu bangga nampaknya. yah, gapapa lah sekali-kali bangga pada diri sendiri kan boleh, lagian kalau bukan kita yang memuji diri sendiri belum tentu orang lain memuji kita toh? hmm...tergantung juga sih dengan apa yang kita lakukan...hehe..ah, sudahlah, aku gak mau bertele-tele.
sebenarnya, rasa-rasa naik gunung akhir april kemarin masih terasa sampai sekarang. yah, gimana gak terasa, wong naik gunungnya santai.tapi paling tidak, aku bisa refrehing lagi, menghirup udara segar lagi, walaupun ada beberapa tempat yang masih menyengat bau belerangnya. ya, papandayan memang masih aktif mengeluarkan belerang sampai saat ini. dan ke sanalah aku mendaki beberapa hari yang lalu.
naik gunung ternyata bisa membuatkau merefleksikan hal-hal negatif maupun positif yang sudah aku jalani selama ini. kebersamaan, kesabaran, berbagi, bekerjasama, menunggu, kekompakan, juga hal-hal individualis seperti bangun siang, jalan duluan dan terlalu cepat, dan lain-lain. semuanya menyatu dan menggambarkan kehidupanku yang seperti itu. kadang kita terlalu cepat melangkah tanpa melihat apa yang dikerjakan orang lain sehingga terkesan nihil. hasilnya, menggerutu dan lebih parahnya mungkin gosip tak sedap tentang pekerjaan orang. lain lagi dengan kerjasama, yang meskipun baik juga kadang ada minusnya untuk pribadi. ya, kesan mementingkan kebutuhan banyak orang justru memberikan efek negatif bagi pribadiku. maksudnya adalah aku justru kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat pribadi. contoh sederhananya sih ya, masku jadi sendirian deh, karena aku asik masak untuk teman-teman. hmmm....yang seperti ini juga terjadi di jakarta, dan jadi lebih terasa refleksinya setelah berada di ketinggian tertentu...hihihi...bener deh, ini menjadi pelajaran berarti buatku secara pribadi.
tapi intinya, selama hampir 5 bulan ini, aku benar-benar menikmati hidupku yang serba sederhana, mulai dari pekerjaan sampai soal cinta. bahagia itu sederhana sekali. asal kita bisa memaknai dan mansyukuri segala yang kita miliki, semua terasa indah luar biasa.
sebenarnya, rasa-rasa naik gunung akhir april kemarin masih terasa sampai sekarang. yah, gimana gak terasa, wong naik gunungnya santai.tapi paling tidak, aku bisa refrehing lagi, menghirup udara segar lagi, walaupun ada beberapa tempat yang masih menyengat bau belerangnya. ya, papandayan memang masih aktif mengeluarkan belerang sampai saat ini. dan ke sanalah aku mendaki beberapa hari yang lalu.
naik gunung ternyata bisa membuatkau merefleksikan hal-hal negatif maupun positif yang sudah aku jalani selama ini. kebersamaan, kesabaran, berbagi, bekerjasama, menunggu, kekompakan, juga hal-hal individualis seperti bangun siang, jalan duluan dan terlalu cepat, dan lain-lain. semuanya menyatu dan menggambarkan kehidupanku yang seperti itu. kadang kita terlalu cepat melangkah tanpa melihat apa yang dikerjakan orang lain sehingga terkesan nihil. hasilnya, menggerutu dan lebih parahnya mungkin gosip tak sedap tentang pekerjaan orang. lain lagi dengan kerjasama, yang meskipun baik juga kadang ada minusnya untuk pribadi. ya, kesan mementingkan kebutuhan banyak orang justru memberikan efek negatif bagi pribadiku. maksudnya adalah aku justru kurang memperhatikan hal-hal yang bersifat pribadi. contoh sederhananya sih ya, masku jadi sendirian deh, karena aku asik masak untuk teman-teman. hmmm....yang seperti ini juga terjadi di jakarta, dan jadi lebih terasa refleksinya setelah berada di ketinggian tertentu...hihihi...bener deh, ini menjadi pelajaran berarti buatku secara pribadi.
tapi intinya, selama hampir 5 bulan ini, aku benar-benar menikmati hidupku yang serba sederhana, mulai dari pekerjaan sampai soal cinta. bahagia itu sederhana sekali. asal kita bisa memaknai dan mansyukuri segala yang kita miliki, semua terasa indah luar biasa.
Comments
Post a Comment
Thank you for visiting this blog. Please leave your comment here, regards.